Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Perempuan yang sedang patah

Aku suka hujan, karena mengingatkanku padamu Pada pertemuan kita, pada perjalanan jauh kita Tapi kali ini aku benci hujan Aku benci harus mengingatmu Aku benci membaca semua pesan manismu Aku benci semua janjimu Aku menggapaimu, kau menggapainya Aku menunggumu, kau menunggunya Aku berikan seutuhnya Kau berikan secuilnya Aku berdiri di tengah hujan Kau menertawakanku ditepian Kenapa harus ada dia? Apa aku tidak pantas denganmu? Fisikku memang begini, tidak cantik Tapi aku punya ketulusan lebih besar darinya. Aku bisa jamin Tapi kalau bukan aku bahagiamu Aku bisa apa? Menangispun tak berguna Aku lupa bahwa mencintaiku bukanlah kewajibanmu

SIAPA AKU?

Pagi itu aku memikirkanmu, Aku berfikir apakah aku terlalu egois dalam mencintaimu? Lalu, Siapa aku ini sampai merasa hebat dalam mencintaimu? Siapa aku ini sampai merasa memilikimu? Siapa aku ini sampai merasa kau mempermainkanku? Ternyata aku terjebak, Terjebak pada perasaanku sendiri, Terjebak pada rasa tidak tahu diri, Maafkan aku, Karena aku selalu mencoba masuk di hidupmu, Maafkan aku, Karena aku selalu ingin menjadi alasan kau tersenyum bahkan tertawa, Maafkan aku, Karena aku tidak tahu diri menunggumu, Bahkan saat arah hatimu tidak tahu akan kemana, Saat itu aku masih disini, Duduk manis menunggumu sampai siap menemaniku. 13 / 10 / 2018

Puisi untuk Tuan

Aku tidak begitu pandai membuat puisi, Aku tidak begitu pandai juga dalam memuji, Tapi bagiku kau itu berbeda, Bagiku kau itu istimewa, Tuan. Aku hanya perempuan cengeng, Yang hanya bisa menangis saat merindukanmu. Aku hanya perempuan egois, Yang selalu mempertahankanmu dengan penuh ego. Semoga rindu tetap menjadi kompas kita untuk bertemu, Semoga maaf tetap menjadi pendingin saat beradu, Semoga cinta selalu membara sampai kita tua, Dan semoga tetap akulah orang yang kau pilih untuk menua bersama.   Semarang -   21 Juni 2018