Tentang manusia yang mempunyai rasa. Tentang manusia yang sedang bahagia. Untuk mu yang sedang menua. Tulisan ini kubuat dengan apa adanya. Sayang, tahukan kamu aku sangat bahagia hari ini. Hari ini, hari dimana dulu banyak orang menanti kehadiranmu. Hari ini, hari dimana dulu tangisanmu itu pertama kali terdengar. Hari ini, hari dimana orang yang ku sayang dilahirkan. Sayang, tidak satu haripun aku tidak mencintaimu. Tidak satu kalipun aku tidak menyayangimu. Dan tidak satu malampun aku tidak menyebut namamu dalam doaku. Sayang, jika ada yang lebih darimu, aku tidak peduli. Bagiku kamu lebih dari cukup. Sayang, jika ada yang lebih mencintaimu daripada aku, jangan percaya. Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Sayang, Terima kasih telah kembali membuat pelangi ini lagi. Terima kasih untuk tetap bersama menghadapi lika-liku ini. Terima kasih untuk tetap tinggal meski banyak godaan menghampiri. Terima kasih untuk selalu menyayangiku. ...
Aku suka hujan, karena mengingatkanku padamu Pada pertemuan kita, pada perjalanan jauh kita Tapi kali ini aku benci hujan Aku benci harus mengingatmu Aku benci membaca semua pesan manismu Aku benci semua janjimu Aku menggapaimu, kau menggapainya Aku menunggumu, kau menunggunya Aku berikan seutuhnya Kau berikan secuilnya Aku berdiri di tengah hujan Kau menertawakanku ditepian Kenapa harus ada dia? Apa aku tidak pantas denganmu? Fisikku memang begini, tidak cantik Tapi aku punya ketulusan lebih besar darinya. Aku bisa jamin Tapi kalau bukan aku bahagiamu Aku bisa apa? Menangispun tak berguna Aku lupa bahwa mencintaiku bukanlah kewajibanmu