Senin, 7 Maret 2016
D a r i S e m a r a n g . . . .
Kota dimana kisah cinta kita
berawal dan beristirahat untuk saat ini. Entah beristirahat lama atau
sementara. Yang jelas saat ini aku sedang tak berada di pelukan hangatmu itu,
begitu pula dirimu. Semoga tetap hangat tanpa ada aku ya.
Setiap sudut kota itu mengukir kisah kita. Tawa
bahagia dan sedih semua lengkap di kota ini. Semoga kau ingat, dan selalu ingat.
Tulisan ini bukan untuk membuka luka
lama. Bukan. Tapi hanya melengkapi cerita sebelumnya agar menjadi scenario yang pas. Aku menulis ini masih dengan senyuman indah kok. Seperti keinginanmu
kan? Aku tak secengeng dulu :)
***
Halo apa kabar kamu disana? Aku rasa
kamu baik – baik saja tanpa atau adanya aku disampingmu. Benar bukan??
Jadi…….
Kisah cinta yang awalnya aku pikir
tak akan ada kata “pisah” kecuali pelaminan tiba ternyata harus kandas di
tengah jalan. Disaat rasa sayang ku sedang memuncak, kau pilih untuk melepaskanku.
Disaat aku benar – benar ingin berubah menjadi sosok perempuan dewasa agar
pantas untuk mendampingimu kau lepaskan aku begitu saja.
Tiga tahun lebih bersama ternyata
tak menjamin akan tetap tinggal selamanya. Janji bersama selamanya, keinginan
membangun rumah tangga dan semua hal indah itu kini hanya tinggal kenangan. Dan kenangan yang mungkin bisa membuat senyuman indah ada disini.
- - - -
Tepat tanggal 24 Februari 2016 semua
terasa berbeda. Entah ini feeling atau apapun aku tak paham. Hari itu tepat 2
bulan kita tidak bertemu. 24 Desember 2015 lalu, aku tak menyangka menjadi
pertemuan indah saat kita masih bersama menjadi pasangan.
26 Februari 2016 kami menyerah. Menyerah
untuk bertahan. Menyerah dengan keadaan. Menyerah untuk semuanya. Dua hari aku
berfikir, apakah memaksamu untuk tetap tinggal dengan ku ini adalah pilihan
yang tepat? Apakah kau akan bahagia dengan keadaan ini? Jawabannya tidak.
Semua berhenti di 1152 hari.
Pernah denger ungkapan “datang baik – baik, pergi juga harus baik –
baik” bukan? Kami menerapkan itu.
1152 hari. Aku datang ke rumahmu untuk meminta kejelasan hubungan
kita. Mendengar semua alasanmu. Menerima kenyataan pahit bahwa memang kita
harus berpisah dengan baik-baik. Lega. Bener-bener lega. Aku pikir aku akan menangis
dihadapanmu nyatanya aku lebih kuat dari yang aku pikir sendiri. Aku masih bisa
tertawa didepanmu. Bahkan kita masih tertawa bersama saat itu, seperti tak
terjadi apa-apa. Semua seakan sama tapi nyatanya kita sudah tak saling
memiliki.
Teman. Sekarang kita hanya teman. Entah akan
menjadi teman hidup atau teman baik.
Setidaknya kita pernah tertawa
bersama. Kita pernah melalui masa indah bersama. Kita pernah merasa sedih saat
sedihmu juga sedihku dan sebaliknya. Kita pernah berusaha saling membahagiakan.
Kita pernah berjuang melawan bosan untuk tetap saling bersama, melewati masa
sulit bersama. Aku pernah menemani mu disaat kamu masih nol dan untuk siapapun
yang akan menemanimu nantinya semoga dia perempuan baik-baik. Begitu juga
untukku.
Sekarang tak ada lagi
kebiasaan-kebiasaan kita dulu. Semua telah menjadi kenangan. Maka kenanglah aku sebagai perempuan yang
pernah mencintaimu dengan tulus dan memperjuangkan hubungan ini dengan penuh
ego untuk bertahan.
Silahkan kejar keinginanmu di
masa mudamu ini. Kejar karirmu hingga sukses. Kejar apa yang ingin kau
dapatkan. Dan buat orang sekitarmu bangga dengan perjuanganmu di masa muda. Aku
tak akan pernah membatasimu lagi sekarang.
Jadikan perpisahan ini untuk
intopeksi diri. Dan mengejar keinginan masing-masing. Tak bersama lagi bukan
berarti aku berhenti mendoakan untuk kebaikanmu. Mungkin aku bukan yang
terbaik, tapi aku pernah menjadi perempuan yang kau banggakan. Begitu juga
dirimu.
Jika memang kita berjodoh, pasti
kita akan disatukan kembali oleh-NYA dengan keadaan lebih baik dari sekarang. Jika
tidak pun, kita akan dapat pengganti yang lebih baik. Jadi tak perlu pusing berfikir atau sibuk untuk menghapus apa yang sudah terukir. Kita sudah dewasa aku yakin kau pun
paham dan biarlah waktu yang menghapus atau mengembalikan semuanya.
Pesan untuk kalian yang sedang berjuang untuk cinta……….
Untuk kalian yang sedang
bertahan, bertahanlah sekuat kalian, semampu kalian. Dan lepaskan jika sudah
tak bisa diajak jalan bersama.
Buat perpisahan kalian berkesan
untuk dikenang walaupun menyakitkan, bukan perpisahan yang pahit.
Cara termanis mencintai seseorang
dengan tulus adalah membahagiakannya sekalipun cara bahagia itu dengan melepas.
Kata siapa cinta itu buta? Tidak!
Tapi cinta hanya melumpuhkan logika. Disaat benar-benar jatuh cinta logika pun
tak fungsi.
Twitter / instagram : Nrsilas

Komentar
Posting Komentar